ITB (Insitut Teknologi dan Bisnis) Widya Gama (WiGa) Lumajang kembali menyelenggarakan perhelatan bersejarah empat tahunan, yakni “Pemilihan Rektor”. Perhelatan ini bukan hanya penting tetapi juga akan memberikan catatan-catatan bersejarah mulai dari proses penjaringan hingga pelantikan nanti. Dinamika seperti ini merupakan hal yang biasa dan wajar pada sebuah Perguruan Tinggi maka sudah selayaknya kita para Civitas Akademika memberikan support penuh agar perhelatan ini berjalan lancar dan memberikan hasil terbaik seperti yang kita harapkan bersama.

Proses pemilihan Rektor baru juga merupakan momen krusial karena akan menentukan arah dan masa depan perguruan tinggi. Rektor yang terpilih bukan hanya akan menjadi pemimpin administratif, tetapi juga sosok visioner yang akan memandu ITB WiGa menghadapi berbagai tantangan dan peluang di era dimana berubah terjadi semakin cepat. Pemilihan Rektor yang tepat menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan kampus, mulai dari penerimaan mahasiswa baru, peningkatan kualitas kelembagaan, peningkatan kualitas penelitian, hingga pelaksanaan kerjasama dengan pihak eksternal. Rektor yang tepat akan mampu mendorong inovasi, meningkatkan mutu pendidikan dan riset, serta memperkuat reputasi ITB WiGa baik di tingkat lokal, nasional maupun global.

Saat ini perguruan tinggi berdiri sejajar dalam dunia pendikan, baik swasta maupun negeri. PTS memiliki peran dan kedudukan yang sama pentingnya dengan PTN. Dengan jumlah yang jauh lebih banyak dibanding PTN maka PTS juga memiliki kontribusi besar dalam mendongkrak kualitas pendidikan anak bangsa. Selain itu, melalui program pengabdian masyarakat, program riset dan program-program lainnya, PTS juga memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi pembangunan bangsa.

Persoalan Penerimaan Mahasiswa Baru bagi perguruan tinggi swasta memiliki persoalan tersendiri. Terkait penerimaan mahasiswa baru pada perguruan tinggi negeri dimana PTN memiliki kebijakan membuka seleksi mahasiswa baru melalui jalur Mandiri pada beberapa gelombang dapat berdampak pada  ruang gerak PTS yang semakin sempit.  ITB Widya Gama saat ini berada pada wilayah yang dikelilingi oleh PTN selain juga PTS-PTS besar. Namun demikian penerimaan MaBa (Mahasiswa Baru) ITB WiGa pada 7 tahun terakhir tercatat stabil pada kisaran angka 600 hingga 800 MaBa. Bahkan kondisi Covid 19 tidak menyurutkan jumlah penerimaan mahasiswa baru pada angka tersebut. Hal ini tentu saja tidak berjalan dengan sendirinya atau dengan kata lain MaBa tidak begitu saja datang dan memilih WiGa. Pada hasil survey empat  tahun terakhir alasan terbanyak MaBa memilih ITB WiGa karena maraknya berbagai kegiatan atau event yang dilaksanakan baik secara langsung maupun melalui medsos.

Maka tantangan Rektor kedepan nanti adalah mempertahankan rekoqnisi dan animo masyarakat yang tercermin pada jumlah penerimaan MaBa ITB Widya Gama Lumajang. Besarnya jumlah mahasiswa ini penting, karena selain agar tidak menggeser status ITB WiGa sebagai kampus terbesar di Lumajang, mahasiswa merupakan urat nadi yang dapat menjaga kampus tetap bertahan hidup. Hal ini tentu saja tidak cukup hanya tertuang dalam Visi dan Misi namun juga kekuatan dalam implementasi.

Peran strategis Rektor diharapkan dapat mewujudkan masa depan institusi menjadi lebih baik. Rektor sebagai pemimpin visioner harus mampu mengartikulasikan dan mengimplementasikan strategi pengembangan ITB WiGa sesuai RENSTRA. Pada Milstone Renstra 2021-2040 capaian ITB WiGa saat ini sudah mengarah pada tahap National Excellence University. Pada tahapan ini Rektor juga harus menjadi komunikator ulung yang melanjutkan kolaborasi nasional dan global, memiliki jaringan yang lebih kuat dari yang sudah terbangun sehingga dapat meningkatkan pemeringkatan perguruan tinggi. Hal ini tentu saja tidak cukup hanya tertuang secara dokumentatif tapi berupa kontribusi nyata keterlibatan Rektor, seperti pada organisasi-organisasi di luar kampus. Integritas, etika, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan juga merupakan kualitas penting yang harus dimiliki Rektor untuk membawa ITB WiGa menuju keunggulan global.

Dampak dari pemilihan rektor ini akan terasa dalam jangka panjang. Kepemimpinan yang visioner dan adaptif akan memastikan ITB WiGa tetap relevan dan berdaya saing di tengah perubahan teknologi dan dinamika global. Pada akhirnya, pemilihan rektor baru ITB WiGa periode 2025-2029 adalah tentang memilih pemimpin yang tepat untuk membawa institusi ini menuju masa depan yang lebih gemilang. Rektor dengan visi, integritas, dan kemampuan untuk menginspirasi akan menjadi kunci kesuksesan ITB WiGa dalam mencapai tujuan sebagai Perguruan Tinggi yang Unggul, Berkarakter dan Berkualitas. Aamiin. (Dr. Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE, MM, Rektor ITB Widya Gama Lumajang, Periode 2021-2025 )