WiGa,- Tak disangka, Selasa (30/10/2018) siang Kampus STIE Widya Gama Lumajang kedatangan tamu inspiratif. Tiga tamu itu masing-masing Umar Iskandar (Pelembang), Endang Marlyna dan Iwan (Jakarta). Mereka adalah penyandang disabilitas Tuna Rungu dan Tuna Wicara yang sedang mengelilingi nusantara dan mancanegara. Ketua STIE Widya Gama Lumajang, Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE.MM secara langsung menerima ketiganya di ruang pimpinan.
Ketua STIE Widya Gama Lumajang, Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE.MM mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap ketiga tamunya. ‘’ Sungguh luar biasa, di tengah keterbatasan yang ada,’’ katanya di ruang pimpinan. Seraya menambahkan, mereka adalah sosok yang inspiratif bagi sesama. ‘’ Benar mereka tidak sempurna seperti yang lain, namun dari sisi semangat yang ada layak menjadi inspiratif lainnya,’’ imbuh mahasiswa program Doktor Universitas Jember.
Dengan segala keterrbatasan dalam berbicara mereka ini penuh rasa percara diri. Tidak canggung terhadap orang sekitarnya, malah berusaha akrab dengan pimpinan rektorat. Sesekali nampak senyum mengemban di bibirnya, seolah sudah cukup lama dan akrab pertemuan yang baru berlangsung sesaat ini. ‘’ Dari mana saja, sebelum ke kampus ini,’’ tanya Ratna Wijayanti Daniar Paramita. Iwan, salah satu dari mereka mengungkapkan ia dari Bondowoso sebelum akhirnya tiba di Lumajang. Sebelum mampir ke kampus STIE Widya Gama Lumajang penyandang Tuna Rungu dan Wicara ini sempat diterima oleh Dandim, DanYon 527, Bupati dan Wakil Bupati Lumajang
Dalam kesempatan ramah tamah ini, Ketua STIE Widya Gama Lumajang Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE.MM menyempatkan mengajak makan siang bareng didampingi jajaran Rektorat dan pimpinan UPT. Tak lupa atas nama lembaga, Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE.MM menyerahkan piagam sebagai tanda telah pernah mengunjungi kampus tercinta ini.
Ketiga tamu inspiratif ini memulai perjalanan sejak Januari 2017. Diawali dari Banten, terus berjalan kaki dari satu propinsi ke propinsi lain. ‘’ Kalau suasana ramai lebih banyak jalan kaki, kalau sepi di jalanan maka naik atau numpang kendaraan,’’ kenangnya. Suka duka dalam perjalanan inspiratif tetap dijalanui termasuk ketika, salah satu dari mereka sakit dan harus opname. ‘’ Opname sepuluh hari habis Rp 4,5 juta,’’ kenangnya. Hampir setiap daerah yang dikunjungi selalu memperoleh piagam. Seperti di Bengkulu, (16/02/2017), Cirebon (30/07/2018) dan Universitas Jember (22/10/2018). Setelah dari STIE Widya Gama Lumajang, Umar Iskandar dkk berencana menuju Surabaya ke Tanjung Perak. ‘’ Kami akan ke Kalimantan, naik kapal laut,’’ tegasnya penuh optimis. (Kontributor / Editor : Zainul Hidayat)
Leave A Comment