Dr. Ratna Wijayanti Daniar Paramita, S.E.,M.M. *)

Menjelang Hari Pendidikan Nasional yang diperingati serentak setiap tanggal 2 Mei, Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) telah meluncurkan paradigma baru “Kampus Berdampak” untuk menggantikan Kampus Merdeka. Inti paradigma ini adalah melakukan transformasi menjadi pusat solusi nyata bagi masyarakat, bukan hanya tempat pengajaran dan penelitian. Ilmu Pendidikan tinggi diharapkan dapat menjadi ruang bagi tumbuhnya perubahan kampus. Oleh karena itu Kemendiktisaintek berharap perguruan tinggi dapat menjadi pusat penciptaan solusi dan mengajak civitas akademika untuk hadir di tengah masyarakat.

Tema Hardiknas kali ini adalah “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Tema ini menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Relevansi tema Hardiknas dengan Kampus Berdampak yang menjadi momentum penting untuk memajukan pendidikan di Indonesia, antara lain mendorong perguruan tinggi untuk:

  1. Menjadi motor transformasi social dan ekonomi.
  2. Menghasilkan inovasi yang relevan.
  3. Mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Kolaborasi Pendidikan dapat dimulai dari dalam perguruan tinggi, yakni pada proses pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek. Kolaborasi ini dapat diwujudkan dengan bekerja sama dalam proyek-proyek yang relevan dengan kurikulum, sehingga mahasiswa dapat belajar secara langsung dan praktis. Relevansi Kampus Berdampak lain dapat dilakukan kolaborasi antara dosen, mahasiswa dan masyarakat melalui riset dan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan riset dilakukan dengan pengembangan topik yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan minat mahasiswa. Sedangkan untuk pengabdian pada masyarakat dapat dilakukan dengan identifikasi kebutuhan masyarakat dan mengembangkan program pengabdian masyarakat yang relevan. Seperti pengembangan program komunitas untuk pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat tentang topik tertentu, seperti teknologi, keterampilan atau usaha kecil serta pengembangan produk atau jasa. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas riset sesuai kebutuhan masyarakat, relevan dengan minat mahasiswa, meningkatkan keterampilan mahasiswa pada kegiatan pengabdian masyarakat dan melaksanakan program serta dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Dalam penerapannya, perguruan tinggi diharapkan untuk memprioritaskan dampak riset atau pengabdian masyarakat serta berkolaborasi dengan pihak lain/ antar sector dalam menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan berbagai instrumen kebijakan untuk membangun kolaborasi dengan mitra-mitra global dan insan di seluruh dunia untuk memastikan kampus bisa berdampak.

Kolaborasi dengan insan dunia dapat diartikan sebagai kerja sama antara individu atau organisasi dari berbagai negara atau latar belakang budaya untuk membantu meningkatkan pemahaman global dan mengembangkan solusi yang efektif tentang isu-isu global dan kebutuhan masyarakat di berbagai negara. Kolaborasi dengan insan dunia dapat berupa:

 

  1. Penelitian Internasional: Kolaborasi antara peneliti dari berbagai negara untuk melakukan penelitian tentang topik tertentu, seperti perubahan iklim atau penyakit global.
  2. Proyek Pembangunan: Kolaborasi antara organisasi internasional, pemerintah, dan masyarakat sipil untuk melakukan proyek pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur atau program kesehatan.
  3. Pertukaran Budaya: Kolaborasi antara individu atau organisasi dari berbagai negara untuk melakukan pertukaran budaya, seperti pertukaran pelajar atau seniman.
  4. Kerja sama Bisnis: Kolaborasi perguruan tinggi dengan perusahaan dari berbagai negara untuk melakukan kerja sama dan kemitraan strategis.

Pada akhirnya masyarakat akan memahami bahwa perguruan tinggi merupakan pusat penciptaan solusi yang tepat dan berbasis pada kebutuhan masyarakat. Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pengembangan karakter, etika, dan nilai-nilai yang baik. Sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat secara keseluruhan dengan memberikan akses pada peluang ekonomi, sosial, dan budaya yang lebih baik.

*) Dr. Ratna Wijayanti Daniar Paramita, S.E.,M.M, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Widya  Gama Lumajang