Oleh :
Shofia Faradita – NIM. 224134074
(Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama Lumajang)
Keywords: KEHATI, Keanekaragaman Hayati Indonesia, Surga Indonesia
Indonesia adalah surga keanekaragaman hayati yang tak ternilai, mahakarya alam yang memadukan keindahan dan kekayaan yang tiada tara sebagai rumah bagi salah satu keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia dengan 17.000 pulau yang membentang di garis khatulistiwa, tidak hanya menjadi tempat tumbuh suburnya flora dan fauna, tetapi juga menjadi simbol harmoni antara alam dan manusia dapat tercipta. Lokasi yang strategis diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia serta dua samudra yaitu Hindia dan Pasifi, menjadikan Indonesia sebagai rumah bagi ekosistem yang sangat kaya dan unik, dari hutan tropis yang rimbun hingga lautan yang mempesona.
Sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia menjadi habitat ideal bagi jutaan spesies flora dan fauna yang hidup harmonis di bawah zamrud khatulistiwa. Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 10% dari spesies tumbuhan berbunga di dunia, 17% spesies burung, 16% spesies reptil dan amfibi, serta 25% dari spesies ikan yang dikenal manusia. Kepala BRIN juga menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama dalam keanekaragaman hayati laut, menjadikannya salah satu pusat megabiodiversitas dunia yang luar biasa.
Keanekaragaman hayati Indonesia tidak hanya mencakup jumlah spesies yang besar, tetapi juga kekayaan spesies endemik unik yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Burung Cendrawasih nan elok dari Papua, Burung Maleo dari Sulawesi, dan Komodo reptil purba yang hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur adalah contoh kebanggaan yang tidak dimiliki negara lain. Spesies-spesies ini tidak hanya menjadi ikon nasional tetapi juga daya tarik global yang membanggakan.
Indonesia dalah negara dengan ekosistem yang luar biasa dan beragam, mulai dari hutan hujan tropis di Sumatera dan Kalimantan, padang savana di Nusa Tenggara, hingga terumbu karang di Raja Ampat Papua. Keanekaragaman ini tidak hanya menyuguhkan keindahan visual dalam memanjakan mata, tetapi juga menyediakan layanan ekosistem yang vital dalam penyediaan oksigen, penyaringan air, hingga pengendalian iklim. Namun, di balik keindahan ini, keanekaragaman hayati Indonesia menghadapi berbagai ancaman serius, mulai dari deforestasi, perubahan iklim, dan aktivitas manusia menjadi menyebabkan degradasi ekosistem dan hilangnya habitat bagi banyak spesies.
Deforestasi merupakan salah satu ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati di Indonesia. Proses ini melibatkan pengurangan atau penghilangan hutan secara besar-besaran, sering kali untuk kepentingan alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit, pertambangan atau permukiman. Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) Ditjen PKTL Belinda A. Margono menjelaskan bahwa pada periode 2021–2022, Indonesia kehilangan sekitar 104 ribu hektar hutan, meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. World Population Review lembaga yang menyediakan data populasi dan demografi global berdasarkan hitungan luas deforestasi sejak 1990 juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat deforestasi tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Ancaman ini tidak hanya merusak habitat alami ribun spesies, tetapi juga mengurangi kemampuan ekosistem dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Perubahan iklim juga menjadi ancaman besar bagi kelangsungan keanekaragaman hayati Indonesia. Peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan kenaikan permukaan laut telah mengancam ekosistem dan kelangsungan hidup banyak spesies. Spesies yang bergantung pada ekosistem tertentu, seperti terumbu karang, menghadapi risiko besar karena pemanasan laut yang menyebabkan pemutihan karang. Selain itu, perubahan iklim juga memengaruhi fenomena fenologi, yaitu siklus musiman dalam kehidupan tumbuhan dan hewan. Perubahan suhu dan cuaca dapat mengganggu waktu migrasi burung, mekarnya bunga dan siklus reproduksi hewan yang pada akhirnya memengaruhi seluruh rantai makanan.
Perburuan liar dan perdagangan satwa ilegal juga menjadi ancaman serius. Banyak spesies endemik Indonesia seperti Burung Jalak Bali dan Kakatua Maluku, menjadi target perburuan untuk perdagangan hewan peliharaan. Aktivitas ini tidak hanya mengurangi populasi spesies secara drastis tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem. Menghadapi berbagai ancaman terhadap keanekaragaman hayati, Indonesia memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan untuk memastikan kelestarian kekayaan alamnya. Pelestarian ini melibatkan berbagai langkah strategis yang harus diterapkan secara konsisten.
Salah satu langkah penting adalah dengan melindungi hutan. Mengingat hutan adalah rumah bagi sebagian besar flora dan fauna Indonesia. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku deforestasi ilegal menjadi kunci utama dalam upaya ini. Selain itu, pengawasan terhadap aktivitas alih fungsi lahan harus diperketat, sehingga kerusakan ekosistem akibat eksploitasi manusia dapat diminimalkan. Pengelolaan hutan berbasis masyarakat juga dapat menjadi solusi yang efektif, dimana masyarakat dilibatkan langsung dalam menjaga dan mengelola kawasan hutan. Program reboisasi dan penghijauan juga perlu terus digalakkan untuk memulihkan area hutan yang telah rusak.
Sebagai negara maritim, pengelolaan ekosistem laut menjadi prioritas lain yang tak kalah penting. Laut Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati harus dilindungi melalui program perlindungan terumbu karang, pengelolaan perikanan berkelanjutan dan pencegahan polusi laut. Melalui Ditjen PKRL kawasan konservasi laut seperti Raja Ampat, telah membuktikan bahwa pengelolaan yang baik dapat membawa hasil luar biasa. Dengan perlindungan yang optimal, populasi ikan meningkat, terumbu karang menjadi lebih sehat, dan keberlanjutan ekosistem laut dapat terjamin.
Pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keanekaragaman hayati merupakan bagian integral dari upaya pelestarian. Membangun pemahaman sejak dini melalui pendidikan formal maupun informal menjadi cara yang efektif untuk melibatkan generasi muda dalam pelestarian lingkungan. Kampanye edukasi, program sukarelawan lingkungan, dan pemanfaatan media sosial sebagai alat komunikasi modern dapat digunakan untuk menyebarluaskan pesan pelestarian secara lebih luas.
Kemajuan teknologi juga menjadi hal penting dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Teknologi seperti penggunaan drone untuk memantau aktivitas deforestasi, aplikasi pelacakan spesies untuk penelitian ilmiah, hingga teknologi pengolahan data untuk menganalisis perubahan ekosistem akan membantu memperkuat upaya pelestarian. Pemanfaatan teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan informasi yang lebih akurat untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Pemerintah juga memiliki peran krusial dalam mendukung pelestarian melalui kebijakan yang jelas dan kuat. Penguatan undang-undang perlindungan spesies terancam punah, pengelolaan kawasan konservasi, serta pemberian sanksi tegas kepada pelanggar hukum lingkungan menjadi langkah yang harus diimplementasikan dengan konsisten. Selain itu, kerja sama internasional juga sangat penting, mengingat keanekaragaman hayati Indonesia adalah bagian dari warisan dunia. Melalui kolaborasi dengan negara lain, pertukaran ilmu pengetahuan, dan dukungan finansial, pelestarian dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Tidak hanya itu, ekowisata berbasis keberlanjutan dapat menjadi solusi ekonomi yang mendukung konservasi. Bayangkan jika setiap kunjungan ke taman nasional tidak hanya memberikan pengalaman wisata, tetapi juga membantu pendanaan konservasi. Dengan pendekatan ini, kekayaan hayati Indonesia dapat menjadi pilar perekonomian yang tetap menjaga ekosistem. Namun, pelestarian bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis lingkungan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama, sebagai bangsa yang telah diwarisi keindahan. Jika kita gagal menjaga alam, kita tidak hanya kehilangan spesies, tetapi juga identitas kita sebagai bangsa.
Sebagai generasi muda, kita memegang peran kunci dalam menjaga warisan keanekaragaman hayati Indonesia. Dalam menghadapi tantangan global, kolaborasi menjadi kunci. Pendidikan lingkungan harus diperkuat sejak dini, mengajarkan generasi muda untuk mencintai alam sebagai bagian dari identitas bangsa. Teknologi juga bisa menjadi alat ampuh untuk pelestarian, seperti penggunaan drone untuk memantau hutan atau aplikasi untuk mendeteksi spesies langka.
Kita generasi muda harus bergerak bersama menjaga kekayaan hayati. Karena pada akhirnya, keanekaragaman hayati Indonesia bukan hanya tentang alam, tetapi tentang siapa kita dan bagaimana kita menjaga hingga keanekaragaman hayati bisa diwariskan dan dirasakan oleh anak cucu kita. Partisipasi aktif dalam kegiatan lingkungan, inovasi berbasis teknologi, hingga pengaruh dalam media sosial dapat memberikan dampak besar. Dengan semangat kreativitas dan kepedulian, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan
Leave A Comment