WiGa,- Pagelaran Wayang Kulit Online yang dipersembahkan STIE Widya Gama Lumajang, Minggu petang (12/07/2020) semakin mengukuhkan ikhtiar kampus ini sebagai kampus  milineal berkebudayaan. Bukan hanya sekedar mengikuti perkembangan  nuansa kampus yang semakin dinamis namun juga  tidak mengesampingkan nilai-nilai budaya bamgsa  untuk terus dilestarikan dari waktu ke waktu. Pagelaran ini menyajikan Lakon ‘Dewa Ruci’ dengan Ki Dalang Waskito Hadi Laksono (mahasiswa STIE Widya Gama Lumajang) dengan iringan Pengrawit ‘‘MAHASEGA’(Mahasiswa Seni Widya Gama).

Ketua STIE  Widya Gama Lumajang Dr Ratna Wijayanti Daniar Paramita, SE. MM mengungkapkan apresiasinya terhadap pagelaran ini. ‘’ Kampus semakin eksis untuk  terus mewujudkan kampus berkebudayaan,’’ katanya di sela-sela menyaksikan pagelaran  tersebut. Lebih dari itu,  yang lebih membanggakan  semua kru yang terlibat merupakan mahasiswa. ‘’ Patut  memperoleh ruang tersendiri untuk pengembangan lebih lanjut,’’ tambahnya serius.

Hal senada diungkapkan  M Hudi Setyobhakti,  Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama STIE  Widya Gama Lumajang.  ‘’ Kampus akan terus berkesinambungan dan berkelanjutan  melestarikan kebudayaan nasional khususnya dengan berbagai kegiatan,’’ jelasnya. Ini semua, sebagai salah satu ikhtiar mewujudkan kampus milineal berkebudayaan.

Sementara itu, Kasno, SE. MM,  Sekretaris Yayasan Pembina Pendidikan Semeru   menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan dukungan  penuh untuk pengembangan kampus khususnya mewujudkan kampus berkebudayaan. ‘’ Sarana dan pra sarana  sebagai pendukung  terus diupayakan untuk disediakan,’’ tegasnya. Seraya mengungkapkan aoresiasi tersendiri untuk  kegiatan ini karena  kampus STIE Widya Gama Lumajang menjadi pioner untuk pengembangan pelestarian budaya. ‘’Kegiatan ini semakin menunjukkan program-program kampus khususnya satu mahasiswa satu prestasi semakin terbuka dan terwujud,’’ tambahnya. Prestasi di sini bukan hanya bidang akademik namun juga non akademik. ‘’ Untuk non akademik ternyata banyak yang bisa dipupuk untuk kemudian dikembangkan,’’ tandasnya.  Ini bukan  hanya  untuk kegiatan pelestarian kebudayaan nasional di kampus namun juga untuk  kegiatan-kegiatan lainnya. (Kontributor / Editor : Zainul)